Coba ingat kembali, kapan terakhir kali Anda melakukan hal yang menjadi
hobi? Bila jarang, ada baiknya mulai rutinkan kembali menjalani hobi
Anda. Sebab, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa hobi sama
pentingnya dengan olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Manfaat yang nantinya diperoleh pun sama dengan berolahraga.
Studi tersebut dipublikasikan pada jurnal Annals of Behavioral Medicine
dan melibatkan 100 orang dewasa yang dipantau aktivitas rutinnya. Para
partisipan mengenakan alat monitor jantung dan secara periodik
menyelesaikan survei guna melaporkan aktivitas dan bagaimana perasaan
mereka.
Setelah tiga hari, para peneliti menemukan, bahwa
orang-orang yang menjalani hobi dilaporkan 34 persen lebih rendah
tingkat stresnya dan 18 persen lebih rendah tingkat kesedihannya ketika
menjalani hobinya tersebut. Tidak hanya dilaporkan merasa lebih bahagia,
namun tingkat pacu jantung mereka pun tercatat lebih rendah. Efek
tenang ini pun bertahan selama berjam-jam.
Para peneliti juga
menegaskan bahwa kondisi tenang dan bahagia ini akan terjadi tidak
peduli apa kegiatan yang menjadi hobi, asalkan sangat dinikmati oleh
para partisipan. Apapun hobinya, mereka menunjukkan penurunan tajam yang
sama dalam kadar stres mereka.
"Bila kita berpikir efek bawaan
(hobi) dari hari ke hari dan tahun ke tahun, mulai masuk akal bahwa hobi
dan aktivitas di waktu senggang dapat membantu memperbaiki kondisi
kesehatan dalam jangka panjang," jelas Matthew Zawadski PhD, asisten
profesor psikologi di University of California Merced, Amerika Serikat
dan ketua penelitian ini.
Menurut Zawadski, stres akan memicu
tingkat pacu jantung yang lebih tinggi, peningkatan tekanan darah dan
kadar hormon. Sehingga, semakin Anda dapat mencegah kondisi ini, maka
semakin kecil risiko stres akan mengganggu kesehatan.
Dalam
berbagai penelitian, stres kronis telah dikaitkan dengan tingginya
risiko penyakit jantung, peningkatan risiko depresi, performa yang buruk
di tempat kerja, berat badan naik, kehilangan daya ingat, rendahnya
sistem kekebalan tubuh, dan risiko kematian mendadak. Stres dianggap
sebagai "silent killer" karena bahayanya yang mengancam masyarakat modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar